Perkembangan
teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi. Hal ini membuat manusia bagaikan tak terpisah oleh jarak ruang dan
waktu. Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, manusia dapat membuat
berbagai macam peralatan sebagai alat bantu dalam menjalankan berbagai
aktivitas untuk mendukung produktifitas.
Manusia
senantiasa hidup dalam perkembangan komunikasi. Perkembangan komunikasi
menuntut manusia untuk terus mengejarnya agar mampu bersaing dengan manusia
lain. Maka terciptalah teknologi yang merupakan buah dari perkembangan manusia
yang semakin maju tersebut. Dengan teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih
mudah dan komunikasi semakin berkembang. Akibatnya manusia harus menciptakan
teknologi baru untuk mengejar kemajuan komunikasi yang semakin cepat tersebut.
Begitulah hubungan segitiga kemajuan jaman.
Teknologi
untuk menunjang kemajuan komunikasi itu sendiri terus menerus bermunculan,
diimplementasikan dalam bentuk alat-alat yang memudahkan kebutuhan manusia.
Mulai dari peralatan komunikasi paling sederhana, yaitu komunikasi dari mulut
ke mulut, sampai peralatan teknologi terbaru berupa serat optik. Selalu muncul
alat-alat baru yang menggantikan teknologi yang lama, atau muncul sebagai benda
yang benar-benar baru. Alat-alat tersebut digunakan manusia untuk saling
bertukar informasi, yang kemudian diistilahkan sebagai suatu sistem komunikasi.
Sistem tersebut meliputi segala aplikasi yang dimiliki oleh alat-alat tersebut,
akibat-akibat yang ditimbulkan, penggunaannya dalam kehidupan dan pertukaran
informasi itu sendiri.
Perkembangan
teknologi komunikasi ini tentunya memberikan pengaruh pada struktur masyarakat.
Semakin lama semakin terbangun suatu ketergantungan antara masyarakat,
teknologi, dan informasi. Salah satunya adalah dengan munculnya kelas-kelas
sosial. Jika pada zaman dulu kelas sosial lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, pendidikan, dan politik, kini kelas sosial ikut dipengaruhi oleh
kemampuan seseorang menggunakan teknologi. Seseorang yang mampu menguasai
teknologi akan mengungguli orang lain yang tidak cukup memiliki kemampuan
tersebut.
Selain itu
faktor lainnya, yaitu :
- Dalam kehidupan kita dimasa
mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor
yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia
akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan
dalam bidang-bidang antara lain :
Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu
kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka
yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M.,
1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learnin”.
Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang
“Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya
guru tidak lagi diperlukan.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa
mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh
siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun
pengalaman pendidikan sebelumnya.
- E-government mengacu pada
penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan
intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan
penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses
transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi
dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web.
Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat
meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan
teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru
seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G
(Government to Government).
- Globalisasi juga membawa
damapak yang signifikan pada perkembangan teknologi komunikai dan
informasi. Hal ini membuat kesempatan untuk memperoleh iptek baru menjadi
lebih besar. Namun, untuk dapat meningkatkan kemampuan ini, perlu dibangun
daya adaptasi, asimilasi, dan kreativitas masyarakat yang kompatibel
dengan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk tumbuhnya dan
berkembangnya iptek dalam masyarakat dan bangsa indonesia. Oleh karena
itu, persoalan yang fundamental adalah meningkatkan kemampuan (capability)
individu dan masyarakat indonesia secara keseluruhan untuk beradaptasi,
berasimilasi, dan berinovasi dalam bidang iptek.
- kemajuan dalam iptek ini akan
sangat ditentukan oleh keberadaan kebudayaan yang menghidupkan dan
mendukung semangat untuk mengeksplorasi dunia yang belum diketahui itu.
Dan inilah yang dinamakan “melakukan penelitian atau meneliti” Hal ikhwal
penelitian ini biasanya disebut riset. Dipandang dari sudut budaya,
perkembangan iptek suatu masyarakat atau suatu bangsa dapat dijelaskan
dalam hubungannya dengan faktor-faktor berikut :
·
Pertama,
konstelasi nilai-nilai dalam masyarakat atau bangsa dan komitmen masyarakat
secara keseluruhan yang menyalurkan motivasi untuk mendukung, menyakini, atau
menerapkan iptek dalam pelbagai derajat serta jenis penggunaannya.
·
Kedua,
kemampuan sistem iptek nasional dalam menghasilkan dan memasarkan hasil-hasil
penelitiannya serta mendorong penerapannya secara efesien dan efektif dalam
seluruh bidang kehidupan.
·
Ketiga,
struktur lembaga-lembaga yang bergerak di bidang iptek yang menjembatani proses
kreatif dan inovatif para penelitinya.
·
Sampai
sejauh mana peneliti dan pekerjaan meneliti merupakan suatu profesi penting
adalah produk dari suatu kebudayaan. Meneliti itu sendiri memiliki tradisi
tersendiri sehingga tanpa adanya tradisi itu, peneliti dan kegiatan meneliti
dipandang sebagai profesi dan aktivitas yang sama dengan jenis pekerjaan lain.
Tradisi meneliti melembaga di negara-negara maju, salah satu ciri tradisi
tersebut adalah kehidupan dunia penelitian dan pemanfaatan hasil-hasil
penelitian untuk mencapai tingkat efesien dan efektivitas dalam memanfaatan
sumberdaya yang langka dalam segala bentuk kehidupan umat manusia. Tradisi yang
berkembang di kalangan mereka tiada henti-hentinya menuntut dihasilkannya
produk atau proses baru yang lebih baik dan lebih murah.
Dalam konteks budaya seperti itu, peran dan fungsi peneliti
serta profesi lainnya dalam bidang iptek telah secara riil mendapat tempat yang
terhormat dalam masyarakat dan negara. Sekali peran dan fungsi tersebut
melembaga, maka iptek memiliki potensi untuk berkembang, mengingat dengan
melembaganya tradisi tersebut akan terwujud sekelompok masyarakat yang secara
riil memiliki profesi di bidang iptek.
Persoalan mendasar dalam hal ini bukanlah ada atau tidak
adanya organisasi secara legal formal, tetapi apakah telah tumbuh dan
berkembang organisasi dengan semangat serta perilakunya yang sesuai dengan
persyaratan-persyaratan untuk tumbuh dan berkembangnya suatu kehidupan akdemis
sebagai landasan berkembangnya iptek. Oleh karena itu, perlu dilakukan
otokritik dan evaluasi secara jujur, objektif dan terbuka, tetapi tetap
berlapang dada terhadap apa-apa yang telah dilakukan dalam bidang organisasi organisasi
iptek ini. Sekarang adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukannya, sebelum
kita terlambat, dalam rangka mengahadapi globalisasi dewasa ini.