Minggu, 06 Mei 2012

TUGAS UTS PTK

Mega Fransisca (153 1000 45)


TELEVISI DIGITAL
a.     Pengertian
Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.
Berdasarkan hasil survey dinyatakan bahwa saat ini pengguna perangkat TV di Indonesia cukup tinggi dibandingkan media informasi lain, yaitu 55% dari seluruh jumlah keluarga di Indonesia itu memiliki TV atau terdapat 40 juta pemirsa TV, maka dapat dinyatakan bahwa media TV merupakan sarana yang paling tepat untuk digunakan sebagai distribusi dan disemanisasi informasi di Indonesia.
Selain alasan diatas, pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan karena :
·         Perubahan lingkungan eksternal, antara lain :
1.      Pasar TV analog yang sudah jenuh
2.      Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
·         Perkembangan teknologi, misalnya :
1.      Teknologi pemrosesan sinyal digital
2.      Teknologi transmisi digital
3.      Teknologi semikonduktor
4.      Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi

b. Sistem penyiaran TV digital

              Stasiun Tv penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional memanfaatkan sistem teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program, mengedit, merekam dan menyimpan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dand ata menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit yang dimanfaatkan sebagai siaran TV-berlangganan. Sistem transmisi digital melalui satelit ini menggunakan standar yang disebut DVB-T (Digital Video Broadcasting Satelitte).

TV digital mempunyai tiga standart yaitu :
·         DVT (Digital Television), sistem yang berlaku di Amerika .
·         DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial), sistem yang berlaku di Eropa.
·         ISDB-T (Integrated Service Digital Broadcasting Terrestrial), sistem yang berlaku di Jepang.


Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Secara teknik pita spectrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF (Ultra High Frekuency). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya, dengan kualitas cukup baik. Disamping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak (mobile). Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran siaran TV baru.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital perlu ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau SFN (Single Frekuency Network) sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru (cable, satelitte, VCR, DVD players, camcorders, video gaes consoles) adalah dengan menggunakan format digital. Untuk itu supaya pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan inverter (set top box) yang dapat merubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan TV receiver biasa.
Sistem penyiaran TV digital adalah penggunaan aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan dipertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara simulcast atau siaran bersama dengan siaran Analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.

TELEVISI ANALOG

a.     Pengertian

Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinue, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat Analog adalah amplitude dan frekuensi. Gelombang pada sinyal Analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal Analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal Analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Analog disebarluaskan melalui gelombang elektromagnetik (gelombang radio) secara terus menerus, yang banyak dipengaruhi oleh faktor “pengganggu”. Analog merupakan bentuk komunikasi elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman sinyal pada gelombang elektromagnetik dan bersifat variable yang berurutan. Jadi sistem analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi elektromagnetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik.


PERBEDAAN TELEVISI DIGITAL DAN ANALOG

                        Kelebihan signal Digital dibanding Analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) dipenerima dengan kode koreksi error (error corection code). Perbedaan TV Digital dan Analog hanyalah perbedaan pada sistem transmisi pancaannya. TV kebanyakan di Indonesia masih menggunakan sistem Analog, dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekuensi Carrier, sedangkan pada sistem Digital data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret), baru dipancarkan. sebagai ilustrasi, Jika ‘dahulu’ kita menonton film lewat VCR, Video yang pakai pita, itu adalah analog, tetapi jika kita mendengarkan MP3 itu adalah digital. Kemudian sedikit yang membedakan TV Analog dan Digital adalah sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem Digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog . ketika TV Analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.

Tetapi kualitas Digital jauh lebih bagus, karena dengan format Digital banyak hal dipermudah.  Seperti kalau dulu CD-A (CD audio analog) atau laser disk jadul satu keping hanya mampu memutar lagu selama 60 menit atau sekitar 6 lagu, maka dengan mode digital sekarang pada CD yang sama bisa disimpan lagu digital format MP3 hingga ratusan lagu.

Kalau pada TV analog satu pemancar dengan pemancar lainnya harus dengan frekuensi berbeda, maka dengan mode Digital satu frekuensi bisa memancarkan banyak siaran TV.


DAMPAK PENYIARAN TELEVISI DIGITAL

Dampak positif :
Banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dengan beralih ke penyiaran TV digital, diantaranya :
·         Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam
·         Pengurangan terhadap efek noise (gangguan)
·         Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error corection code
·         Mengurangi efek dopler jika menerima siaran TV dalam kondisi bergerak (misal di dalam bus, mobil ataupun kereta api).
·         Selain itu sinyal Digital dapat menampung program siaran salam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwitch pada TV Digital tidak sebesar TV Analog.

Dampak negatif :
Disamping banyak hal yang bermanfaat, tentunya kendala yang akan dihadapi dalam perpindahan ke siaran TV Digital pun juga banyak, misalnya :
·         Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki
·         Standarisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan
·         Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya
·         Jika kanal TV Digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran Digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV Analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV Digital dikemudian hari akan tertutup karena frekunsinya sudah habis.

PROSPEK MASA DEPAN PENYIARAN TELEVISI DI INDONESIA DIKAITKAN DENGAN ADANYA DIGITALISASI
            Dengan adanya kemajuan dalam teknologi di Indonesia, sudah seharusnya kita merasa bangga. Karena tidak ada lagi kata ketertinggalan dalam segi teknologi. Namun transisi dari perpindahan TV Analog ke TV Digital tidak mudah, banyaknya tanggapan dari masyarakat atau pengguna yang berbeda-beda.
            Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran Digital, diperlukan pesawat TV Digital. Namun, jika tetap ingin menggunakan pesawat TV Analog, penyiaran Digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (set top box). Ketika menggunakan pesawat televisi Analog, sinyal penyiaran Digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal Analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi Analog tetap dapat menikmati siaran televisi Digital. Pengguna televisi Analog tetap dapat menggunakan siaran Analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran Digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.
            Proses transisi yang berjalan perlahan dapat meminimalkan resiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi Analognya menjadi televisi Digital, masyarakat menerima siaran Analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi Digital.
            Bagi operator televisi, resiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terrestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi Analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainnya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV Digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Dikemudian hari, penyelenggara televisi Digital dapat dibedakan kedalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi .

DAMPAK ADANYA SISTEM SIARAN DIGITAL DI INDONESIA
            Saat ini populasi televisi tidak kurang dari 40 juta unit, dengan pemirsa lebih dari 200 juta orang, jauh lenih banyak dibandingkan dengan komputer, misalnya, yang hanya sekitar 5,9 juta unit. Terlihat bahwa penggemar televisi begitu banyak di Indonesia. Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasar dari kata tele (jauh) dan visio (tampak) jadi televisi memiliki arti dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi ini mampu mengubah peradaban dunia. Semua gambar televisi dibentuk dari titik-titik cahaya yang bergerak bolak-balik, depan belakang atau atas bawah, secara cepat pada layar televisi yang tak tampak oleh mata, sehingga yang terlihat hanyalah rangkaian gambar. Pada tahun 1884 Paul Nipkow mencetuskan ide tentang pemindaian gambar dengan cara memecahkannya kedalam rangkaian titik cahaya yang bergerak secara linear menyeberangi sudut pandangan. Sinyal televisi bekerja seperti radio AM, terkecuali dalam penghubung pembawa frekuesni tinggi. Pada radio dari suara besar ke lembut sedangkan televisi dari terang ke gelap. Perangkat televisi di sinkronisaskan dengan transmitter untuk menghasilkan pola yang tepat dari sebuah piksel yang akan ditempatkan pada layar. Televisi di transimisikan dengan dua pita frekuensi, VHF (Very High Frekuency) dan UHF (Ultra High Frekuency), dan setiap saluran memiliki lebar pita keseluruhan mencapai 6 MHz. Jaringan televisi pertama menggunakan kabel coaxial dan teknologi gelombang mikro. Pada tahun 1970-an satelit menjadi standar dan menghubungkan kabel dan jaringan penyiaran kepada afiliasi mereka dan untuk mentransimikan berita lokal dan pergelaran olahraga ke kantor berita pusat. Saat ini, jaringan serat optik juga ikut digunakan.
            Kemunculan televisi Digital di Indonesia harus dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak masyarakat yang masih menggunakan dan terbiasa dengan televisi Analog. Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima diperalihan ke TV Digital ini adalah :
Ø  Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV tuner baru harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir semua komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen Analog. Sehingga kemajuan teknologi televisi Digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan pemerintah untuk mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat.
Ø  Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis teknologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk biaya menyiarkan secara Digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secaca Digital. Untuk memback-up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi Digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi stasiun televisi harus siaran multicast atau operasiaonal di dua saluran secara paralel : Analog dan Digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi Digital.
Ø  Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem Digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi Decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV Analog sudah memunculkan gambar baru maka Tv Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
Ø  Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini dan akses pada spektrum frekuensi .
Ø  Bagaimanapun pada era penyiaran Digital telah terjadi konvergensi antar teknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran Digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka.
Ø  Terjadinya migrasi dari era penyiaran Analog menuju era penyiaran Digital yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
Ø  Momentun penyiaran Digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri sinetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.
Televisi di Indonesia telah menjadi alat penting baik untuk hiburan maupun untuk mendapatkan informasi. Baik televisi Digital maupun Aalog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki dampak psikologis terhadap penontonnya. Dengan frekuensi menonton yang tinggi dan kualitas tontonan yang rendah akan berdampak buruk baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar