TELEVISI
Televisi
merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang
mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (“hitam putih”) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan Video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.
Walaupun terdapat pula kegunaan televisi yang lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun kegunaan yang paling utama adalah penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio ketika dibangun pada tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi untuk menyiarkan gelombang televisi ke penerima TV.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio dalam saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertzHYPERLINK . Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling di banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.
Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tanpa pemerina biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat memakai pelbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan petunjuk penggunaan senjata, di tempat-tempat yang biasanya atau terlalu berbahaya untuk diperhatikan secara dekat.
Televisi amatir (ham TV atau ATV) juga digunakan untuk kegiatan eksperimen, suka cita dan perhormatan oleh para orang awam dibawah pengendalian radio amatir. Stasiun TV amatir pernah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (“hitam putih”) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan Video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.
Walaupun terdapat pula kegunaan televisi yang lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun kegunaan yang paling utama adalah penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio ketika dibangun pada tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi untuk menyiarkan gelombang televisi ke penerima TV.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio dalam saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertzHYPERLINK . Gelombang TV juga kini dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling di banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.
Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tanpa pemerina biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat memakai pelbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan petunjuk penggunaan senjata, di tempat-tempat yang biasanya atau terlalu berbahaya untuk diperhatikan secara dekat.
Televisi amatir (ham TV atau ATV) juga digunakan untuk kegiatan eksperimen, suka cita dan perhormatan oleh para orang awam dibawah pengendalian radio amatir. Stasiun TV amatir pernah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial
PERBEDAAN TV ANALOG DAN DIGITAL
Televisi
adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata
tele dan vision yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak
(vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.
Sebelum saya menjelaskan mengenai perbedaan TV analog dengan TV Digital, akan
saya paparkan sedikit mengenai sejarah dari keduanya. Kata televisi berasal
dari kata tele dan vision. Tele yang berarti masing-masing jauh , dan Vision
artinya nyata atau tampak . Jadi pengertian televisi yaitu sesuatu yang tampak
atau dapat dilihat dari jarak jauh. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak
pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan.
Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan
beberapa informasi yang dapat saya kumpulkan, maka saya dapat saya simpulkan
bahwa awal dari televisi berasal dari beberapa tahap penemuan yaitu :
TAHUN
|
KETERANGAN
|
1831
|
Henry dan Michael Faraday
menemukan hukum Gelombang Elektromagnetik yang merupakan awal dari era
komunikasi elektronik.
|
1876
|
George Carey menciptakan Selenium
Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik.
Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung
hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.
|
1884
|
Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman,
berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis.
|
1888
|
Freidrich Reinitzeer, ahli botani
Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan
baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun
kemudian.
|
1897
|
Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama
diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan
layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi
layar tabung.
|
1900
|
Istilah Televisi pertama kali
dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of
Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
|
1907
|
Campbell Swinton dan Boris Rosing
dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
|
1927
|
Philo T Farnsworth ilmuwan asal
Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21
tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
|
1923
|
Vladimir Kozma Zworykin,
mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung
pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat
dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir
di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan
kinescope yaitu mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. . Dia bekerja di
perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu
memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi
televisi. Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan
baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung
penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa
Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Ia
meninggal karena usia tua pada 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai
Sang Penemu Televisi. (1889-1982).
|
1939
|
Tepatnya tanggal 11 Mei, untuk
pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin,
Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara
visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan
terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu
peralatan televisi.
|
1940
|
Peter Goldmark menciptakan
televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
|
1956
|
Robert Adler kelahiran Amerika
Serikat bersama rekannya Eugene Polley, menemukan remote control televisi.
Walaupun bukan televisinya, tetapi penemuannya menjadi sangat penting bagi
teknologi televisi. Dia meninggal dalam usia 93 tahun. Penerima penghargaan
Emmy tahun 1997 karena penemuannya itu mendapatkan lebih dari 180 paten
Amerika selama karir 58 tahunnya. Menurut istrinya, pengendali jarak jauh
televisi itu bukanlah penemuan favoritnya dan dia jarang menonton televisi.
|
1958
|
Sebuah karya tulis ilmiah pertama
tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.
|
1964
|
Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow.
Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
|
1967
|
James Fergason menemukan teknik
twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
|
1968
|
Layar LCD pertama kali
diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
|
1975
|
Larry Weber dari Universitas
Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
|
1979
|
Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak
berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED).
Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu,
Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin
film transfer yang ringan.
|
1981
|
Stasiun televisi Jepang, NHK,
mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
|
1987
|
Kodak mematenkan temuan OLED
sebagai peralatan display pertama kali.
|
1995
|
Setelah puluhan tahun melakukan
penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil
menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber
kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika
Serikat dari perusahaan Matsushita.
|
2000-an
|
Masing-masing jenis teknologi
layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan
produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
|
2008-an
|
Menyusul perkembangan televisi
digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan
sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV
yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan
video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.
|
(
Sumber : Wikipedia )
JENIS
SISTEM PADA TELEVISI
1.
NTSC (National Television Systems Committee ) adalah sistem televisi
analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya. NTSC
dikembangkan pada tahun 1950, yang mendefinisikan standar video yang dibuat
sampai 525 garis scan horizontal setiap 1/30 detik.
2.
PAL (Phase-Alternating Line, Phase Alternation By Line ) atau ( Phase
Alternation Line ) adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem
televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika,
beberapa di Asia Timur (yang menggunakan NTSC), sebagian Timur Tengah dan Eropa
Timur, dan Prancis (yang menggunakan SECAM. PAL dikembangkan di Jerman oleh
Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan tahun
1967.
3.
SECAM (Sequentiel Couleur A Memoire) adalah sistem televisi analog yang
digunakan di Perancis dan beberapa negara lainnya, termasuk Rusia dan beberapa
negara Eropa timur. Sistem yang dikembangkan oleh sebuah tim dengan ketuanya,
Henri de France, ini merupakan standar video analog yang pertama di Eropa.
Transisi
TV analog ke TV digital
Untuk
proses transasisi ini pastinya banyak masalah yang akan muncul. Salah satunya
adalah masalah dari segi infrastruktur pihak penyiaran yang harus mengelurkan
biaya lebih dan sekaligus pihak penikmat layanan televisi akan dipaksa untuk
membayar biaya berlanggan televisi digital tersebut. Namun, demi
kenyamanan bersama, proses pergantian ini dilakukan bertahap dengan beberapa
langkah yaitu memperjual belikan penyiaran televisi langganan. Ini merupakan
salah satu untuk mewujudkan penerapan penyiaran digital sekaligus membuang
penyiaran analog yang gratis itu. Salah satu contoh stasiun televisi digital
yaitu TVRI yang telah melakukan peluncuran siaran televisi digital pertama kali
di Indonesia pada tanggal 13 Agustus 2008.
Sistem
penyiaran digital di Indonesia mengadopsi sistem penyiaran video digital
standar internasional (DVB) yang dikompresi memakai MPEG-2 dan dipancarkan
secara terestrial (DVB-T) pada kanal UHF (di Jakarta di kanal 40, 42, 44 dan 46
UHF) serta berkonsep gratis untuk mengudara. Penerimaan sinyal digital
mengharuskan pengguna di rumah untuk menambah kotak konverter hingga pada
nantinya berlangsung produksi massal TV digital yang bisa menangkap siaran
DVB-T tanpa perlu tambahan kotak konverter. Selain siaran DVB-T untuk pengguna
rumah, dilakukan uji coba siaran video digital berperangkat genggam (DVB-H).
Siaran DVB-H menggunakan kanal 24 dan 26 UHF dan dapat diterima oleh perangkat
genggam berupa telepon seluler khusus. Keutamaan DVB-H adalah sifat siaran yang
kompatibel dengan layar telepon seluler, berteknologi khusus untuk menghemat
baterai, dan tahan terhadap gangguan selama perangkat sedang bergerak. Jaringan
DVB-H di Indonesia dipercayakan kepada jaringan Nokia-Siemens. Pada akhir tahun
2009 Departemen Komunikasi dan Informasi merencakan untuk mengeluarkan lisensi
penyiaran digital bersamaan dengan penghentian pemberian izin untuk
siaran televisi analog secara bertahap. Pemerintah telah menetapkan peserta
yang mendapat izin frekuensi sementara untuk menyelenggarakan uji coba DVB-T
dan DVB-H di Jakarta yaitu :
ü Untuk DVB-T
o Lembaga Penyiaran Publik TVRI
o Konsorsium TV Digital Indonesia (KTDI): SCTV,
ANTV, TransTV, Trans7, TV One, Metro TV
ü Untuk DVB-H
o Telkom Tbk (Telkomsel dan TELKOMVision)
o Mobile-8 Telecom Tbk (didukung oleh TV grup
MNC: RCTI, Global, TPI)
Keunggulan
frekuensi TV digital terhadap TV Analog
1. Siaran menggunakan sistem digital
memiliki ketahanan terhadap gangguan dan mudah untuk diperbaiki kode digitalnya
melalui kode koreksi error. Akibatnya adalah kualitas gambar dan suara yang
jauh lebih akurat dan beresolusi tinggi.
2. Siaran televisi digital dapat
menggunakan daya yang rendah.
3. Transmisi pada TV Digital menggunakan
lebar pita yang lebih efisien sehingga saluran dapat dipadatkan.
4. Sistem penyiaran TV Digital menggunakan
OFDM yang bersifat kuat dalam lalu lintas yang padat.
5. Siaran berteknologi digital yang tidak
memungkinkan adanya keterbatasan frekuensi menghasilkan saluran-saluran
televisi baru
6. Terjadi efisiensi penggunaan kanal
frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga 6 program.
7. Siaran televisi digital terestrial
dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi analog dan sistem penerimaan
televisi bergerak.
8. TV Digital memiliki fungsi interaktif
dimana pengguna dapat menggunakannya seperti internet.
9. Siaran televisi digital terestrial
dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi tidak bergerak maupun sistem
penerimaan televisi bergerak.
10. TV Digital memungkinkan penyiaran saluran dan layanan
yang lebih banyak daripada televisi analog.
11. TV Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar
dan warna yang jauh lebih baik dari yang dihasilkan televisi analog.
Perlu sedikit diketahui, memang
benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD atau
Plasma TV memiliki resolusi yang lebih tinggi dan kualitas gambarnya tajam.
Tetapi kekurangannya adalah dimana umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang
jika kita memakainya terus-menerus, bila dibandingkan dengan TV CRT atau yang
dikenal sebagai televisi biasa yang digunakan orang pada umumnya masyarakat
Indonesia. Maka, pilihan ada di tangan Anda semua bagiamana memilih televisi
yang sesuai kebutuhan dan keinginan Anda.
Deskripsi
Perbedaan yang paling mendasar
antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan
gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal
akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada
sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada
titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Dapat dikatakan, siaran digital
hanya mengenal dua kondisi status, terima (kode 1) atau tidak (kode 0).
Siaran televisi digital terestrial berisikan siaran stasiun-stasiun televisi yang beroperasi
secara free-to-air, sehingga masyarakat tidak dipungut bayaran untuk
menonton. Siaran televisi digital ini dapat diterima di televisi analog dengan
memanfaatkan perangkat Digital Set Top Box (STB)/Digital Receiver/DVB-T Receiver
yang mengubungkan antena dengan televisi analog. Dengan kata lain Digital STB
adalah sebuah dekoder untuk mengubah sigyal digital menjadi gambar dan suara
dan menampilkannya pada pesawat televisi analog.
Siaran televisi digital sendiri
memiliki beberapa standar yang berbeda di berbagai negara.
Setidaknya terdapat tiga standar utama yaitu sistem DVB
di Eropa, ATSC
di Amerika Serikat, dan sistem Jepang menggunakan ISDB.
Hal ini merupakan kelanjutan dari tiga standar TV analog, yaitu PAL (Eropa),
NTSC (Amerika) dan SECAM (Jepang) . Standar DVB Eropa adalah standar yang
paling banyak dianut oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Sementara
standar siaran untuk televisi digital terestrial sendiri seringkali disebut
dengan istilah DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terrestrial).
Keunggulan
Siaran televisi digital terestrial
menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh
penggunaan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu
mengatasi efek lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak
menimbulkan echo atau gaung
yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
Penyiaran televisi digital
menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD,
bahkan stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9
(layar lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD).
Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD
Stereo, bahkan stasiun televisi dapat memancarkan suara dengan Surround Sound
(Dolby DigitalTM).
Tahan
perubahan lingkungan
Siaran televisi digital terestrial
memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk
penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak
terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog
saat ini.
Tahan
terhadap efek interferensi
Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan
proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal
yang rusak akibat proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan
dilakukan di bagian penerima dengan suatu kode
koreksi error (error correction code) tertentu.
Efisiensi
spektrum/kanal
Teknologi siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio
yang digunakan untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran
televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF
maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada teknologi analog
memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal
transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk
memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
Dalam bahasa yang sederhana, ini
berarti dalam satu frekuensi dapat digunakan untuk enam siaran yang berbeda. Ini jauh lebih efisien dibanding dengan
siaran analog dimana satu frekuensi hanya untuk satu siaran saja. Dengan
keunggulan ini, keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran yang menjadi penghambat perkembangan industri pertelevisian di era analog dapat diatasi dan memungkinkan
munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak dengan program yang
lebih bervariasi.
Standar
Siaran
Terdapat tiga standar utama yang
digunakan di dunia internasional mengenai siaran televisi digital yaitu DVB di Eropa, ATSC di Amerika Serikat, dan sistem Jepang menggunakan ISDB. Perbedaan standar yang digunakan oleh
masing-masing negara
ini lebih disebabkan oleh masalah preferensi teknologi, kemudahan adaptasi, bahkan hingga masalah nasionalisme. Meskipun demikian, standar-standar ini sedang dalam proses
penyatuan format sehingga akan lebih mudah dan murah proses adopsinya ke
seluruh dunia.
Penentuan standar ini menjadi
penting karena apabila salah menentukan pilihan bisa jadi teknologi yang diadopsi ternyata tidak cocok digunakan di dalam
negeri dan mengakibatkan kerugian terhadap investasi publik. Hal ini pernah terjadi di Indonesia ketika pemilihan teknologi Betamax untuk siaran analog. Sebagai catatan, pada saat Indonesia
memilih teknologi Betamax ternyata negara lain menggunakan teknologi VHS. Teknologi Betamax lambat laun jauh tertinggal dan akhirnya
tidak bisa digunakan. Ini menyebabkan masyarakat yang telah membeli teknologi
Betamax mengalami kerugian material karena teknologi tersebut tidak bisa
digunakan. Maka, perlu dipilih standar yang benar-benar layak agar rancangan
yang akan dijalankan dapat digunakan sebagai senjata pamungkas untuk mengatasi
masalah yang selama ini ada dalam dunia penyiaran di Indonesia.
Untuk keperluan penetapan standar
televisi digital terestrial ini, pemerintah Indonesia membentuk Tim Nasional
Migrasi Sistem Penyiaran dari Analog ke Digital yang bertugas melakukan kajian
dan uji coba terhadap beberapa standar penyiaran televisi digital terestrial yang ada . Dari hasil
kajian tim tersebut, diputuskan bahwa di Indonesia digunakan standar DVB-T
(Digital Video Broadcasting–Terrestrial)untuk televisi tidak bergerak.
Pelaksanaan migrasi dari siaran
analog ke sistem digital pada umumnya dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap transisi dan cut-off. Pada tahap transisi, siaran analog dan
digital siaran dilakukan secara bersamaan, sebelum mengganti seluruh perangkat
ke sistem digital. Pada tahap ini agar TV analog dapat menerima sinyal digital
dengan kualitas yang baik dengan perangkat tambahan berupa set top box.
Sedangkan pada tahap cut off, nantinya semua siaran televisi analog benar-benar
dihentikan sehingga tidak dapat diterima lagi oleh masyarakat.
Potensi
Masa
transisi migrasi
Untuk stasiun televisi yang sudah
mapan di ranah siaran analog, masa transisi atau migrasi dapat dimanfaatkan untuk membangun citra yang baru. Ini
dikarenakan berbagai sumber daya yang telah dimiliki dapat dipergunakan kembali
dalam siaran digital sehingga tidak diperlukan dana yang besar untuk
pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, stasiun televisi dapat memusatkan
perhatianya untuk meraih jumlah pemirsa yang diinginkan dengan brand baru yang
dibuat sesuai dengan siaran digital yang dilakukannya. Hal semacam ini telah
dilakukan stasiun-stasiun televisi di negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Efisiensi kanal
pada siaran digital yang berbanding 1:6 dengan analog memungkinkan pertumbuhan
siaran-siaran televisi baru yang selama ini terkendala keterbatasan frekuensi yang bisa digunakan. Sistem siaran digital memungkinkan
setiap spektrum frekuensi radio
dapat digunakan utuk menyiarkan enam kanal transmisi/program siaran. Jadi, jika
sebelumnya satu spektrum frekuensi siaran hanya dipakai oleh satu stasiun
televisi maka dengan siaran digital spektrum tersebut dapat digunakan oleh enam
stasiun televisi secara bersamaan dengan program
yang bervariasi tentunya.
Diprediksi tren yang akan berkembang
nanti adalah satu penyelenggara televisi digital akan meminta spektrum dalam
jumlah yang cukup besar, artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal pembawa
melainkan lebih. Ini dikarenakan dalam prakteknya nanti penyelenggara, yang
berbentuk konsorsium yang terdiri dari enam stasiun televisi seperti KTDI, hanya akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yang mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain
yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.
Walaupun demikian untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV
siaran digital ini, dapat ditempuh pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV yang telah mapam dengan calon
penyelenggara TV digital baru. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV
digital dapat dibagi menjadi "network provider" dan
"program/content provider".
Konvergensi
dan Interaktivitas
Frekuensi yang digunakan dalam
siaran televisi digital melalui kanal VHF dan UHF (170-230 MHz dan 470-890MHz)
sebenarnya tidak sekedar diperuntukkan untuk siaran televisi saja melainkan
juga bisa digunakan untuk internet, komunikasi data, bahkan telepon, mengingat kemampuan komunikasi duplex
(dua arah) yang dapat dilakukan pada teknologi televisi digital ini.
Interaktivitas sendiri diartikan fungsi kritis yang mengubah keseluruhan konsep
dari televisi yang menempatkan pemirsa sebagai pemegang kontrol . Dengan
melihat fungsi lama televisi dan kemampuannya utuk terhubung dengan internet,
televisi menjadi kanal komunikasi yang sangat kuat dan mampu menjangkau seluruh
sektor masyarakat.
Televisi interaktif dapat terikat
kepada individu secara personal yang memungkinkan seperangkat layanan
dihantarkan ke rumah. Pemirsa juga bisa menggunakan televisi interaktif untuk
mengirim e-mail, home shopping, dan memainkan game favoritnya. Namun demikian, pemirsa tetap akan menggunakan
televisi secara pasif, sebagaimana fungsi aslinya, tetapi kemudian akan
terbiasa untuk menggunakan fungsi yang lebih maju seperti fitur-fitur
interaktif. Fitur-fitur itu antara lain: layanan data dengan menu Bahasa Indonesia, informasi ramalan cuaca, keadaan lalu lintas, keuangan, peringatan dini bencana alam,
berita, dan dapat dilengkapi dengan sarana
pengukuran rating TV.
Di Indonesia, dalam rangka merancang
langkah-langkah strategis dalam migrasi siaran analog ke digital, dibentuk tiga
kelompok kerja yang salah satunya adalah Kelompok Kerja Teknologi Peralatan
Penyiaran Digital yang bertugas menyiapkan standardisasi perangkat penyiaran
digital terestrial. Setelah standar itu nantinya ditetapkan, langkah penting
yang harus diambil oleh Pemerintah adalah menunjukkan keberpihakannya terhadap industri dalam negeri yang memiliki kapasitas untuk membuat set
top box (STB) sesuai standar yang telah ditentukan. Jika muncul keraguan
terhadap produk dalam negeri ini, bisa ditekan dengan memberikan rekomendasi
Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga bisa
memberikan perlindungan pada konsumen.
Keberpihakan pemerintah terhadap industri akan berbuah pada munculnya produk STB produksi dalam negeri yang berkualitas baik dan dengan harga yang
lebih terjangkau oleh masyarakat dibanding produk serupa dari luar negeri.
Selain itu, penggunaan standar SNI juga akan mencegah pasar
dibanjiri oleh STB dari luar negeri dengan harga
yang lebih murah namun kualitasnya dpertanyakan. Lebih lanjut, bisa pula
dilakukan kerjasama dengan pihak operator siaran agar hanya STB buatan dalam
negeri yag bisa menangkap siaran mereka. Intinya, masa transisi dan migrasi dari siaran analog ke digital juga membawa potensi pertumbuhan industri elektronika di dalam negeri jika terjadi koordinasi yang
baik di antara pihak terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar